14 Agustus 2022

Menyadari dan Menerima Sebab-Akibat Luka Masa Kecil

Mengenal dan menyelami diri sendiri adalah proses panjang yang mewah dan melelahkan. Melelahkan ketika harus menggali sebab-akibat dan menjadi mewah ketika proses itu menghasilkan pemikiran dan sudut pandang yang baru. Di satu diskusi yang didominasi oleh perempuan, seseorang pernah berkata, “Jangan berhenti. Ketika kamu sadar dengan situasinya, itu sudah luar biasa sekali. Perubahan tidak datang di waktu yang cepat”.

Dari beberapa buku, buku ini menjadi titik perubahan pikiran saya. Saya kekeh dan keras kepala menyalahkan keadaan dan orang lain. Parahnya, mengharap orang lain untuk berubah agar saya bisa merasa lebih baik dalam menjalani hidup. Padahal, itu jelas kemustahilan, sesuatu yang tidak bisa dikontrol. 


Tenaga sudah habis untuk menyalahkan orang lain dan keadaan. Ternyata, ujung dari perjalanan ini adalah mengakui dan menerima semua yang sudah terjadi. Tidak ada yang bisa diubah, tapi kita bisa menentukan kehidupan seperti apa yang ingin kita jalani. Bagaimana menerimanya? Dengan mengetahui pula sebab-sebab kenapa orang lain berlaku demikian. Pengalaman dan perlakuan yang kita terima dari kecil sangat berpengaruh dalam membentuk siapa dan bagaimana diri kita ketika dewasa. 


Oh, ya, tentang “kita bisa menentukan kehidupan seperti apa yang ingin kita jalani”. Cara mencapainya adalah dengan meraih kemandirian finansial. Tidak untuk membalas dendam, ya (saya tidak lagi berbicara tentang siapa benar siapa salah. Toh, saya juga tolol. Kemampuan komunikasi saya buruk sekali. Kalau tidak malas, saya ingin menuliskan ini di kesempatan lain karena bahasannya berbeda). Tetapi, untuk menjadi manusia yang merdeka. Kalau kata orang-orang yang berani di Quora, tuh, “Pack your bag, and leave!” w a w ~


Berhasil menyadari tidak berarti sudah sampai titik. Tidak ada yang selesai karena manusia terus tumbuh dan berkembang. Seperti cinta, terus bergerak dan bertumbuh, (lho, kok ~).


Ini bukan pembahasan isi bukunya, hanya ingin berbagi perasaan setelah membaca.

Saya tampilkan daftar isi buku ini, barangkali ada hal yang membuatmu penasaran:





Buku ini cocok dibaca kamu yang tidak setuju dengan pola asuh yang kamu terima. Cocok untuk anak, cocok untuk orang tua. Bukan untuk saling menolak dan berperang, tapi untuk sama-sama belajar memahami dan memutus rantai “luka” itu.


0 Comments: