12 Maret 2019

ANALISIS UNSUR FISIK DAN UNSUR BATIN PUISI "YANG FANA ADALAH WAKTU-SAPARDI DJOKO DAMONO"


YANG FANA ADALAH WAKTU- SAPARDI DJOKO DAMONO

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.

Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982

Analisis Puisi


A.      UNSUR FISIK PUISI

1.      Diksi
Diksi atau pilihan kata yang digunakan pada puisi Yang Fana adalah Waktu adalah
penggunaan kata konkrit. Kosa kata yang digunakan ialah kosa kata keseharian yang sudah ada dan tidak mmunculkan makna yang baru
2.      Imaji
Pada bait “memungut detik demi detik,merangkainya seperti bunga”, memunculkan imaji visualisasi. Bait tersebut membuaut pembaca seolah melihat secara langsung bagaimana detik waktu dipungut dan dirangkai seperti sebuah rangkaian bunga.
3.      Rima
Pada setiap akhir sajak diakhiri oleh bunyi vokal i, u, a, sebagai bunyi yang lembut. Maka membuat puisi ini tergolong puisi kamar. Memiliki jenis rima berpeluk.
4.      Tipografi
Penulisan menggunakan rata kiri seperti gaya penulisan pada umumnya.
5.      Gaya bahasa
a)      “memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga”, merupakan majas simbolik. Detik yang dipungut dan dirangkai seperti bunga sebagai simbol dari waktu-waktu sepanjang hidup hingga membentuk sebuah rangkaian kehidupan yang telah kita lalui.
b)      “kita abadi”, merupakan majas totem pro parte yang mengungkapkan kita sebagai keseluruhan objek, padahal yang di maksud adalah jiwa.
c)      “detik demi detik”, sebagai majas aliterasi yang mengulang konsonan D di awal setiap kata secara berurutan.
d)     “Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
             tanyamu.
Kita abadi, penggunaan majas asindetrton. Bait kita abadi diungkapkan tanpa      menggunkan    kata penghubung dari bait sebelumnya.
e)        “Yang fana adalah waktu. Kita abadi”, merupakan sebuah ungkapan   paradoks.
6.      Kata konkrit
a)      Fana, melambangkan sesuatu yang bersifat sementara dan tidak bersifat kekal. Pada puisi yang dimaksud ialah waktu.
b)      Abadi, pilihan kata yang mewakili sesuatu yang bersifat kekal dan selamanya.
c) Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga, pada bait ini dapat dibayangkan oleh pembaca melalui imaji. Tentang waktu yang telah kita lalui, seolah dapat dirangkai menjadi sebuah skenario kehidupan yang telah kita jalani selama ini.


B.       UNSUR BATIN PUISI
1.      Tema
Puisi Yang Fana adalah Waktu memiliki membawa tema ketuhanan. Setiap bait yang diungkapkan berkaitan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan.
2.      Rasa
Pokok permasalahan yang diangkat oleh pengarang ialah tentang kehidupan manusia yang tak selamanya abadi. Tapi sesungguhnya yang abadi adalah jiwa-jiwa manusia itu sendiri.
3.      Nada
Penyair menyampaikan tema dan rasa dengan cara menceritakan sebuah kejadian yang telah lalu. Selain itu, melalui bait pertama pengarang menyampaikan sebuah pernyataan. Pengarang menyerahkan begitu saja kepada pembaca untuk mencari makna tersurat dari bait puisinya.
4.      Amanat
Amanat yang terkadung dalam puisi ini disampaikan pengarang secara tersirat atau secara tidak langsung. Pembaca dibebaskan untuk mencari dan menginterpretasikan sendiri. Berdasarkan tema dan rasa yang telah disampaikan, puisi ini memberi pesan tentang kehidupan manusia di dunia. Secara eksplisit kita paham bahwa semua manusia kelak akan meninggal, sementara waktu terus berjalan. Tetapi, sesungguhnya yang abadi itu bukanlah waktu, melainkan jiwa manusia itu sendiri. Jiwa yang akan menempuh kehiudupan setelah kehidupan di dunia. Pada kehiupan inilah manusia akan hidup kekal dan abadi selamanya. Berikut dalil yang juga menjelaskan hal ini:

يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

Artinya:

Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal (Q.S Al-Mu’min, ayat:39)

Tafsir Ayat

Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah kenikmatan sesaat bagi manusia, kemudian setelah itu terputus habis, maka janganlah kalian condong kepadanya. Sesungguhnya alam akhirat dengan segala kenikmatannya yang langgeng adalah tempat tinggal di mana kalian akan menetap selamanya di sana. Maka hendaklah kalian mendahulukannya dan beramal untuknya dengan amal-amal shalih yang membuat kalian berbahagia di sana.


0 Comments: