24 Maret 2021

Bermalam di Kota Solo


Solo, (20/03/2021)--19 Maret sekitar pukul 23.00 WIB kami tiba di Solo. Satu hal yang membuatku agak keheranan, suasana malam di Kota Solo sungguh ramai. Berbeda dengan Kota Yogyakarta yang pukul 21.00 WIB tempat-tempat nongkrong dan warung makan sudah harus tutup. Melihat keadaan di Solo, seperti dunia ini tidak terjadi apa-apa dan sedang baik-baik saja.

Di Solo, kami bermalam di Istana Griya Hotel. Dengan biaya yang cukup murah. Rp58.000,00/malam. Kamar yang cukup luas untuk kapasitas dua orang dengan kamar mandi di dalam.

Kami tidak menjelajah Solo. Sempat pergi ke Pasar Triwindu, tetapi karena kami datang terlalu pagi, hanya beberapa toko-toko yang buka. Setelah mengelilingi Alun-Alun Solo, kami berhenti sarapan pagi di Warung Wareg Prapatan “Mak Yun”.




Makanan yang di jual di sini adalah masakan rumahan. Masakan Ibunya tidak manis seperti masakan Jawa pada umumnya. Sangat enak. Makan di sini membawa ingatan pada masakan di rumah.

Kukatakan ke Ibu penjual, “Bu, makanannya enak! Rasanya saya seperti makan di rumah”. 

Ibu penjual tersenyum mendengar komentar kami.

Kemudian aku menunduk. Mengamati bulir-bulir nasi yang bercampur dengan kuah santan. Mataku panas. Rasanya seperti Dini berbicara kepada Dini, “Memang sejak kapan makan di rumahmu terasa nikmat?”

Telunjukku segera mengusap air mata yang belum sempat mengalir. Sudahlah.

Setelah makan, lagi-lagi kami baru akan membahas ke mana tujuan kami selanjutnya. Beberapa nama kota sempat kami bincangkan. Pada akhirnya tujuan kami adalah ke Kota Jepara. Dari Solo perjalanan sekiar 5—6 jam, ditempuh dengan motor.

Keputusan yang sangat tepat memilih Jepara. Kota yang menajdi persinggahan terakhir kami ini mempertemukan kami dengan orang-orang baik. Memberi kami peluang untuk memetik pelajaran di perjalanan kali ini. Di Jepara, tepatnya Pulau Panjang, kami bertemu beberapa saudara baru.

#Solo #Traveling #GetLost

0 Comments: