YANG FANA ADALAH WAKTU- SAPARDI DJOKO DAMONO
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982
Analisis Puisi
A.
UNSUR
FISIK PUISI
1.
Diksi
Diksi atau
pilihan kata yang digunakan pada puisi Yang Fana adalah Waktu adalah
penggunaan
kata konkrit. Kosa kata yang digunakan ialah kosa kata keseharian yang sudah ada dan tidak mmunculkan makna yang baru
2.
Imaji
Pada bait “memungut
detik demi detik,merangkainya seperti bunga”, memunculkan imaji
visualisasi. Bait tersebut membuaut pembaca seolah melihat secara langsung
bagaimana detik waktu dipungut dan dirangkai seperti sebuah rangkaian bunga.
3.
Rima
Pada setiap
akhir sajak diakhiri oleh bunyi vokal i, u, a, sebagai bunyi yang lembut. Maka
membuat puisi ini tergolong puisi kamar. Memiliki jenis rima berpeluk.
4.
Tipografi
Penulisan
menggunakan rata kiri seperti gaya penulisan pada umumnya.
5.
Gaya
bahasa
a)
“memungut
detik demi detik, merangkainya seperti bunga”, merupakan majas simbolik. Detik yang dipungut dan dirangkai
seperti bunga sebagai simbol dari waktu-waktu sepanjang hidup hingga membentuk
sebuah rangkaian kehidupan yang telah kita lalui.
b)
“kita
abadi”, merupakan majas totem pro parte
yang mengungkapkan kita sebagai keseluruhan objek, padahal yang di maksud
adalah jiwa.
c)
“detik
demi detik”, sebagai majas
aliterasi yang mengulang konsonan D di awal setiap kata secara berurutan.
d)
“Tapi,
yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi, penggunaan majas asindetrton. Bait kita abadi diungkapkan
tanpa menggunkan kata penghubung dari bait sebelumnya.
e)
“Yang
fana adalah waktu. Kita abadi”, merupakan
sebuah ungkapan paradoks.
6.
Kata
konkrit
a)
Fana,
melambangkan sesuatu yang bersifat sementara dan tidak bersifat
kekal. Pada puisi yang dimaksud ialah waktu.
b)
Abadi, pilihan kata yang mewakili sesuatu yang bersifat kekal dan
selamanya.
c) Memungut
detik demi detik, merangkainya
seperti bunga, pada bait ini dapat dibayangkan oleh pembaca melalui imaji.
Tentang waktu yang telah kita lalui, seolah dapat dirangkai menjadi sebuah
skenario kehidupan yang telah kita jalani selama ini.
B.
UNSUR
BATIN PUISI
1.
Tema
Puisi Yang
Fana adalah Waktu memiliki membawa tema ketuhanan. Setiap bait yang
diungkapkan berkaitan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan.
2.
Rasa
Pokok permasalahan
yang diangkat oleh pengarang ialah tentang kehidupan manusia yang tak selamanya
abadi. Tapi sesungguhnya yang abadi adalah jiwa-jiwa manusia itu sendiri.
3.
Nada
Penyair
menyampaikan tema dan rasa dengan cara menceritakan sebuah kejadian yang telah
lalu. Selain itu, melalui bait pertama pengarang menyampaikan sebuah
pernyataan. Pengarang menyerahkan begitu saja kepada pembaca untuk mencari
makna tersurat dari bait puisinya.
4.
Amanat
Amanat yang
terkadung dalam puisi ini disampaikan pengarang secara tersirat atau secara
tidak langsung. Pembaca dibebaskan untuk mencari dan menginterpretasikan
sendiri. Berdasarkan tema dan rasa yang telah disampaikan, puisi ini memberi
pesan tentang kehidupan manusia di dunia. Secara eksplisit kita paham bahwa
semua manusia kelak akan meninggal, sementara waktu terus berjalan. Tetapi,
sesungguhnya yang abadi itu bukanlah waktu, melainkan jiwa manusia itu sendiri.
Jiwa yang akan menempuh kehiudupan setelah kehidupan di dunia. Pada kehiupan
inilah manusia akan hidup kekal dan abadi selamanya. Berikut dalil yang juga
menjelaskan hal ini:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Artinya:
Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan
(sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal (Q.S Al-Mu’min,
ayat:39)
Tafsir Ayat
Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah kenikmatan
sesaat bagi manusia, kemudian setelah itu terputus habis, maka janganlah kalian
condong kepadanya. Sesungguhnya alam akhirat dengan segala kenikmatannya yang
langgeng adalah tempat tinggal di mana kalian akan menetap selamanya di sana.
Maka hendaklah kalian mendahulukannya dan beramal untuknya dengan amal-amal
shalih yang membuat kalian berbahagia di sana.